Pada awalnya, sebuah pabrik kerupuk yang saya wawancarai merupakan pabrik pertama yang berada di daerah kelurahan cipayung jaya, pancoran mas, depok. Dengan mempekerjakan 5 orang pekerja, pak yanto pun memulai usahanya dengan harapan agar usaha tersebut dapat berjalan dengan lancar. 6 tahun yang lalu pabrik ini terbentuk, dengan mempekerjakan 5 orang pekerja hingga sampai saat ini pekerja pembuat kerupuk pabrik pak yanto sudah mencapai 16 orang, tentu omset pak yanto dari usahanya tersebut akan bertambah dibanding sebelumnya, dalam ruang lingkup pabrik tersebut masih menggunakan sistem yang sederhana, tanpa adanya peralatan yang modern dan tidak ada ditemukannya sistem menggunakan komputer. Tentu sangat tidak mudah bagi pak yanto untuk mencapai proses seperti ini, perlu usaha yang keras dan niat yang kukuh agar pabrik ini dapat maju dengan pesat, walaupun dalam arti kecil, pabrik ini sangat jauh berbeda dengan pabrik yang berada di kota. Dengan cara yang sederhana, seperti membuat dengan menggunakan sumber daya manusia hingga sampai pengeringan kerupuk tersebut masih menggunakan metode penjemuran dibawah sinar matahari agar lebih nikmat, ujar bapak yang saat kami temui sangat ramah dan cukup berwibawa ini. Pak yanto sangat yakin usahanya tersebut sangat berguna untuk masyarakat di sekitar daerahnya agar mengisi waktu luangnya untuk bekerja, walau hasilnya pun tidak seberapa besar. Pabrik ini bisa dikatakan tidak menimbulkan polusi, karena selain prosesnya yang masih sederhana, pabrik ini juga sangat memperdulikan wilayah disekitarnya. Sebagai contoh, kalau pada pabrik yang sudah menggunakan teknologi mesin pasti lebih banyak mengeluarkan asap disaat mesin dinyalakan, tetapi pada proses ini, tepung yang sudah diolah agar bisa dibuat kerupuk, di cetak dengan tangan manusia sendiri, dan hasilnya pun bagus tidak keras seperti yang kita sering temukan pada saat memakan kerupuk yang terbuat menggunakan mesin cetak.
Saya pikir usaha pak yanto ini sangat bagus, dimana semua orang menggunakan mesin agar instant, tetapi pak yanto tetap konsisten pada sistem beliau yang tetap menggunakan sumber daya manusia untuk membuat kerupuk yang di inginkan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar